Pages

Sabtu, Desember 14, 2013

Apa?

Sudah beberapa kali ini terulang. Sekali lagi aku alami. Namun setiap detiknya punya perbedaan tersendiri. Banyak hal yang baru yang bermunculan di tengah kesunyian. Hanya mendengarkan suara kendaraan yang sesekali melintasi jalan. Masih tercium bau air hujan yang membasahi jalanan semalam.
Dengan tenang aku duduk di depan,
sendiri, dan hanya memegang handphone ini. Seolah perlahan meruntuhkan ketakutan dan berubah menjadi satu kelelahan dalam wujud tidak peduli, tidak mau tau, dan tidak mau ambil pusing. Seseorang pernah berkata padaku bahwa terkadang kita hanya perlu membiarkannya mengalir, let it flow! Dan kali ini aku mencoba menerapkannya, namun...
Namun ternyata tidak semudah ia mengatakannya. Air yang mengalir menuju laut juga memiliki hambatan, harus melewati bebatuan tajam, got-got kotor depan perumahan, bahkan mungkin sungai yang penuh sampah dan kotoran.
Lantas, aku harus apa? Aku harus bagaimana?
Setiap kali aku bertanya, aku bisa menebak jawabnya. Jawaban yang selalu di ulang-ulang ketika aku bertanya, atau tepatnya mengeluh melalui tanya.
Jadi, harus apa lagi?
Mungkinkah aku kembali bertanya dan mendengarkan jawaban yang sama. Atau adakah peluang untukku agar bisa menemukan jawaban yang berbeda.
Ketika aku sudah lelah, ketika aku nyaris menyerah, aku hanya ingin diam. Aku lelah bertanya, aku lelah bercerita, dan aku lelah berkeluh kesah. Tapi tidak ada jaminan aku kan menghentikannya. Hal itu akan terulang, tapi tidak sekarang. Karena kini aku sudah cukup lelah, bahkan hanya untuk bertanya "Apa?"
Kini aku hanya duduk sendiri. Tanpa kopi yang sering menjadi andalan ketika nyeri. Sesekali melihat ke atas menunggu matahari pagi dan mendengarkan kendaraan yang mulai banyak berlalu lalang sana sini.
Apa kau mengerti? Tidak perlu. Karena tulisan ini hanya sebagian kecil dari misteri hati yang sulit dipahami, bahkan oleh diriku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar