Pages

Sabtu, April 19, 2014

Puisi: Nyanyian Sepenggal Bulan



Nyanyian Sepenggal Bulan
Asti LS Prativi

Musikmu membawa harmoni itu hadir
Disetiap malam sepi yang hanya ditemani sepenggal bulan
Tempat kosong ini mudah terisi, Tuan
Dengan semua hal berbau alunan


Maafkan aku, jika aku tak bisa menahan
Maafkan aku, jika mudah tergoda
Maaf, jika harus menyeretmu
Menyeretmu masuk dalam lingkaran yang mungkin tidak kau inginkan
Akupun tidak, mulanya
Tapi tempat kosong ini mudah terisi, Tuan
Dengan semua hal berbau kemerduan

Aku yang meniup angin itu satu arah
Tapi seketika ia berhembus liar
Berbisik, menyapa daun telinga pemilik-pemilik jiwa
Entah dengan genderang disudut kota, apakah dia sudah mendengarnya?

Lihat, Tuan...
Sudah lama aku diam dengan isyarat
Begitu peduli dengan genderang kebesaran
Kabur pandungku, tak acuh ada kikisan membawa rapuh

Kertas ini sudah hampir penuh
Tapi tak ada hak untuk berkukuh
Semakin kencang tabuhan, semakin kuat penangkalan

Maaf Tuan, semua jadi salah sasaran
Hilang isyarat-isyarat tatapan
Tak berarti detik-detik pertemuan
Semua karena ulah angin menyebalkan

Jauh dari jamahan, masih kusisakan padamu genderang
Sepenggal sabit yang belum lolos dari malam
Barangkali terbit, atau pupus ditengah jalan

Sudah pahamkah kau, Tuan?
Atau lebih baik mengusir angin malam?
Tak mengapa, lakukan saja.
Susunan nadamu cukup jadi perwakilan
Petikan-petikan halus pada senarmu bisa jadi penenang

Sekali lagi kukatakan
Tempat kosong ini mudah terisi, Tuan
Dengan semua hal berbau nyanyian
Alunan
Kemerduan
Harmoni pelengkap sepenggal bulan

Bandung, 19/4/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar